Selasa, 30 Juni 2015

Pendekatan Hermeneutik

Hermeneutik

Pendekatan pemahaman puisi yang paling dikenal adalah pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams pada tahun 1953. Dia menyebutkan 4 pendekatan untuk memahami karya sastra yaitu (1) pendekatan mimetik; (2) pendekatan ekspresif; (3) pendekatan pragmatik; (4)pendekatan obyrktif. Pendekatan mimetic adalah pendekatan yang memandang bahwa kenyataan yang member makna kepada sastra, karena karya sastra dianggap sebagai tiruan (mimesis) kenyataan. Pendekatan ekspresif  adalah pendekatan yang memandang bahwa pengaranglah yang member makna kepada karya sastra, maka telaah sastra hendaknya memusatkan perhatiannya kepada pengarang.  Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang bahwa pembaca sebagaoi pemberi makna karya sastra. Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang memandang bahwa karya sastra bersifat otonom, artinya karya sastra member makna pada dirinya sendiri dan tidak perlu ditelaah melalui factor di luar karya itu (Abrams, 1976: 3-29; Teeuw, 1984: 49-53).
Sajak adanya pendekatan tersebut, ternyata berkembang pendekatan dan aliran sastra yang berkaitan dengan usaha pemahaman karya sastra. Pada pokoknya pendekatan karya sastra memandang adanya 4 situasi pemberi makna yaitu (1) semesta (universe); pembaca (audience); (3) pengarang (artist); dan (4) karya sastra itu sendiri (work) (Teeuw, 1984: 50).
Pendekatan mimetic memusatkan perhatiannya kepada alam atau kenyataan sejarah karna dipandang bahwa kenyataan sebagai pemberi makna.Pendekatan ini di kembangkan oleh para ahli sosiologi sastra seperti Barthes, Taine dan George Luckas (Damono,1979: 71-24).
Pendekatan pragmatik memusatkan studinya pada pembaca sebagai pemberi makna karya sastra.Pendekatan ini lebih dikenal dengan munculnya aliran resepsi estetika,yang oleh Umar Yunus diberi nama resepsi sastra (Yunus, 1985: xi).Aliran resepsi sastra ini berkembang pada tahun 1960-an dan secara khusus akan dibicarakan pada bagian tersendiri.
Pendekatan ekspresif muncul cejak abad ke 19,kemudian muncul lagi sekiar tahun 1970-1980 dengan tokohnya Hirsch melalui bukunya Validation in Interpretation,dan Juhl dengan bukunya Interpretation.Pendekatan ekspresif itu ditinggalkan sejak berkembangnya pendekatan obyekyif pada tahun 1920 yang tampak pada aliran Chicago, aliran Formalisme Eropah dan Kritikus baru.Pendekatan obyektif memusatkan perhatianya kepada karya sastra itu sendiri sebagai pemberi makna,danb kemudian dikembangkan oleh aliran Srukturalisme atau Formalisme.
Arif Budiman memperkenalkan kontekstual yang pada prinsipnya menganggap kenyataan sejarah tidak dapat dikesampingkan dalam mencoba menafsirkan karya sastra.Aliran Realisme Sosial yang di anut LERKA, para penyair demonstrasi,para penyair pamfley,dan para pwnyair protes,juga menganggap bahwa kenyataan tidak dapat dikesampingkan dalam penafsiran karya sastra.

Demikianlah klasifikasipendekatan untuk memahami karya sastra.Namun sampai saat ini masih menjadi perdebatan,bagaimana pendekatan yang paling benar dalam memahami karya sastra.Teori yangdikemukakan Abrams tersebut bukan satu-satunya teori ,namun dalam perkembangan mutakhir muncul berbagai variasi pemahaman sastra dari beberapa sudut pandang yaitu pengarang,semesta,pembaca,dan karya sastra itu sendiri sebagai objek kajian.Dan kami disini akan menerangkan pendekatan berdasarkan Hermeneutik.
Contoh analisis puisi pendekatan hermeneutik

DI RUANG TAMU
 Karya : Hidayat Jasn

 Di ruang tamu, aku menunggu siapapun sebingkai kaligrafi 
itu kubiarkan membeku di dinding.
Namun hujan yang deras berluruhan dari langit sore sedangklan di luar jendela tak kuasa menahannya
Aku tak ingin mengingatmu lagi apalagi kucing liar yang kemarin tak henti selalu menghasutku untuk keluar masuk berantara kota, sehingga ringkih lonceng jantungku pun menjadi gugup berdentang karenanya.
Aku tak mau menunggu siapapun juga dirimu. Hanya ingin menikmati dentang jantung sendiri serta melafalkan nama-nama-nya bersama beku kaligrafi di dinding dan deras hujan di luar jendela

Puisi di atas yang berjudul  “Di Ruang Tamu” karya Hidayat Jasm bila di analisis meurut pendekatan hermeneutika adalah sebagai berikut:

Bait ke-1:
Si aku berada di ruang tamu dan tidak menunggu siapapun, hanya ada sebinglkai kaligrafi yang dilihat si aku dalam kesendiriannya (kubiarkan membeku). Saat di sore hari dan hujan begitu deras hingga air masuk lewat jendela (di luar jendela tak kuasa menahannya).

Bait ke-2:
Seorang telah meyakini si aku sehingga si aku tak mau mengingatnya lagi,karnaorang tersebut mempunyai teman (kucing liar) yang telah membuat si aku hampir jatuh menjadi gugup berdentang karenanya dalam hal_hal yang tidak baik (keluar masuk belantara kota)

Bait ke-3:
Hari itu si aku memang tak menunggu siapapun. Ia hanya ingin menyendiri atau berintospeksi (menikmati dentang jantung sendiri), sebuah tulisan kaligrafi menambah kesendiriannya untuk merenungi diri,dan menyebut nama-nama_nya dalam cuaca hujan yang deras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar