Hermeneutik
Pendekatan pemahaman puisi yang
paling dikenal adalah pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams pada tahun 1953.
Dia menyebutkan 4 pendekatan untuk memahami karya sastra yaitu (1) pendekatan
mimetik; (2) pendekatan ekspresif; (3) pendekatan pragmatik; (4)pendekatan
obyrktif. Pendekatan mimetic adalah
pendekatan yang memandang bahwa kenyataan yang member makna kepada sastra,
karena karya sastra dianggap sebagai tiruan (mimesis) kenyataan. Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang memandang bahwa
pengaranglah yang member makna kepada karya sastra, maka telaah sastra
hendaknya memusatkan perhatiannya kepada pengarang. Pendekatan pragmatik adalah
pendekatan yang memandang bahwa pembaca sebagaoi pemberi makna karya sastra. Pendekatan obyektif adalah pendekatan
yang memandang bahwa karya sastra bersifat otonom, artinya karya sastra member
makna pada dirinya sendiri dan tidak perlu ditelaah melalui factor di luar
karya itu (Abrams, 1976: 3-29; Teeuw, 1984: 49-53).
Sajak adanya pendekatan tersebut,
ternyata berkembang pendekatan dan aliran sastra yang berkaitan dengan usaha
pemahaman karya sastra. Pada pokoknya pendekatan karya sastra memandang adanya
4 situasi pemberi makna yaitu (1) semesta (universe);
pembaca (audience); (3) pengarang (artist);
dan (4) karya sastra itu sendiri (work)
(Teeuw, 1984: 50).
Pendekatan mimetic memusatkan
perhatiannya kepada alam atau kenyataan sejarah karna dipandang bahwa kenyataan
sebagai pemberi makna.Pendekatan ini di kembangkan oleh para ahli sosiologi
sastra seperti Barthes, Taine dan George Luckas (Damono,1979: 71-24).
Pendekatan pragmatik memusatkan
studinya pada pembaca sebagai pemberi makna karya sastra.Pendekatan ini lebih
dikenal dengan munculnya aliran resepsi estetika,yang oleh Umar Yunus diberi
nama resepsi sastra (Yunus, 1985: xi).Aliran resepsi sastra ini berkembang pada
tahun 1960-an dan secara khusus akan dibicarakan pada bagian tersendiri.
Pendekatan ekspresif muncul cejak
abad ke 19,kemudian muncul lagi sekiar tahun 1970-1980 dengan tokohnya Hirsch
melalui bukunya Validation in
Interpretation,dan Juhl dengan bukunya Interpretation.Pendekatan
ekspresif itu ditinggalkan sejak berkembangnya pendekatan obyekyif pada tahun
1920 yang tampak pada aliran Chicago, aliran Formalisme Eropah dan Kritikus
baru.Pendekatan obyektif memusatkan perhatianya kepada karya sastra itu sendiri
sebagai pemberi makna,danb kemudian dikembangkan oleh aliran Srukturalisme atau
Formalisme.
Arif Budiman memperkenalkan
kontekstual yang pada prinsipnya menganggap kenyataan sejarah tidak dapat
dikesampingkan dalam mencoba menafsirkan karya sastra.Aliran Realisme Sosial
yang di anut LERKA, para penyair demonstrasi,para penyair pamfley,dan para
pwnyair protes,juga menganggap bahwa kenyataan tidak dapat dikesampingkan dalam
penafsiran karya sastra.
Demikianlah klasifikasipendekatan
untuk memahami karya sastra.Namun sampai saat ini masih menjadi
perdebatan,bagaimana pendekatan yang paling benar dalam memahami karya
sastra.Teori yangdikemukakan Abrams tersebut bukan satu-satunya teori ,namun
dalam perkembangan mutakhir muncul berbagai variasi pemahaman sastra dari
beberapa sudut pandang yaitu pengarang,semesta,pembaca,dan karya sastra itu
sendiri sebagai objek kajian.Dan kami disini akan menerangkan pendekatan
berdasarkan Hermeneutik.
Contoh analisis puisi pendekatan hermeneutik
DI RUANG TAMU
Karya : Hidayat Jasn
Di
ruang tamu, aku menunggu siapapun sebingkai kaligrafi
itu kubiarkan membeku di
dinding.
Namun
hujan yang deras berluruhan dari langit sore sedangklan di luar jendela tak
kuasa menahannya
Aku
tak ingin mengingatmu lagi apalagi kucing liar yang kemarin tak henti selalu
menghasutku untuk keluar masuk berantara kota, sehingga ringkih lonceng
jantungku pun menjadi gugup berdentang karenanya.
Aku
tak mau menunggu siapapun juga dirimu. Hanya ingin menikmati dentang jantung
sendiri serta melafalkan nama-nama-nya bersama beku kaligrafi di dinding dan
deras hujan di luar jendela
Puisi di atas yang
berjudul “Di Ruang Tamu” karya Hidayat
Jasm bila di analisis meurut pendekatan hermeneutika adalah sebagai berikut:
Bait ke-1:
Si aku berada di ruang
tamu dan tidak menunggu siapapun, hanya ada sebinglkai kaligrafi yang dilihat
si aku dalam kesendiriannya (kubiarkan membeku). Saat di sore hari dan hujan
begitu deras hingga air masuk lewat jendela (di luar jendela tak kuasa
menahannya).
Bait ke-2:
Seorang telah meyakini
si aku sehingga si aku tak mau mengingatnya lagi,karnaorang tersebut mempunyai
teman (kucing liar) yang telah membuat si aku hampir jatuh menjadi gugup
berdentang karenanya dalam hal_hal yang tidak baik (keluar masuk belantara
kota)
Bait ke-3:
Hari itu si aku memang
tak menunggu siapapun. Ia hanya ingin menyendiri atau berintospeksi (menikmati
dentang jantung sendiri), sebuah tulisan kaligrafi menambah kesendiriannya
untuk merenungi diri,dan menyebut nama-nama_nya dalam cuaca hujan yang deras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar